tag:blogger.com,1999:blog-54986782370799794702024-03-13T08:35:22.503+07:00KI BINTANG TIMURPARANORMAL MADIUNUnknownnoreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-5498678237079979470.post-76437618973167807692013-01-25T13:04:00.001+07:002013-01-26T07:11:28.512+07:00PENGERTIAN RUWATAN | DALAM TRADISI JAWA <div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="background-color: yellow;"><b>Pengertian Ruwatan</b></span> adalah suatu upacara atau ritual
yang bertujuan untuk mengusir nasib buruk atau kesialan yang ada pada
seseorang. Upacara adat Jawa ini masih sering terlihat, terutama di
Jogja dan Jawa Tengah serta sebagian besar Jawa Timur. Dipercaya bahwa
setelah adanya ritual ini, maka kehidupan seorang yang diruwat akan
menjadi lebih baik, lebih sejahtera dan lebih beruntung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">Ruwatan yang paling terkenal yang sejak zaman kuno diselenggarakan oleh nenek moyang adalah <b>Ruwatan Murwakala</b>.
Dalam ruwatan ini dipergelarkan wayang kulit dengan cerita Murwakala,
dimana orang-orang yang termasuk kategori sukerto diruwat/disucikan
supaya terbebas dari ancaman Betara Kala, raksasa besar yang kejam dan
menakutkan, yang suka memangsa para sukerto. </span> <br />
<span style="background-color: #eeeeee;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><b>Persiapan pelaksanaan ruwatan </b><br /><br />Sebelum pelaksanaan upacara ruwat, beberapa hal berikut sudah ada ditempat upacara.</span>
<br />
<ol style="margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Para sukerto yang berpakaian serba putih bersih. Warna putih adalah lambang dari suci.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Orang tua dari para sukerto berpakaian adat dengan apik.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Seorang
dalang sepuh yang mumpuni untuk melakukan upacara ruwatan sukerto,
lengkap dengan seperangkat panggung wayang kulit dengan gamelan dan para
penabuh dan pesindennya. </span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Tempat
untuk pelaksanaan ruwatan yang cukup luas untuk panggung wayang kulit,
tempat duduk para sukerto dan orang tuanya dan tempat-tempat air untuk
memandikan sukerto. </span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sesaji yang diperlukan yang cukup banyak macamnya.</span>
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><br /><b>Pelaksanaan Ruwatan</b></span></div>
</li>
</ol>
<ol><span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<li><span style="background-color: #eeeeee;">Para
sukerto diantar oleh para orang tuanya diterima oleh Ki Dalang yang
akan meruwat.Salah seorang orang tua sukerto atau seseorang yang
ditunjuk menyerahkan para sukerto kepada Ki Dalang untuk diruwat. Serah
terima sukerto berjalan dengan khusuk, dibarengi aroma ratus dupa yang
lembut harum. Suasana sakral terasa.</span></li>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<li><span style="background-color: #eeeeee;">Para
sukerto duduk bersila dibelakang kelir wayang dan selama pagelaran
bersikap santun dan memperhatikan cerita wayang dan nasihat, kidung dan
doa-doa/mantra yang diucapkan oleh Ki Dalang. Para orang tua sukerto
duduk ditempat yang telah disediakan, dekat dengan putra-putrinya.</span></li>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<li><span style="background-color: #eeeeee;">Ki Dalang duduk ditempatnya didepan kelir dan mulai mendalang wayang dengan cerita Murwakala.</span></li>
</ol>
<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="background-color: #eeeeee;"><b>Cerita Muwakala</b></span><br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Pagelaran wayang kulit dimulai
dengan adegan jejer di Jonggring Salaka, Betara Guru, ratunya para dewa,
didampingi oleh Betari Durga, istrinya, dihadap oleh Betara Narada,
Sang Patih dan para dewa yang lain.</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Sesudah para dewa menghaturkan
sembah kepada Betara Guru, Narada melaporkan keadaan didunia ,dimana
kawula sangat risau, karena banyak orang yang menjadi mangsa Kala,
raksasa seram, tinggi besar. Kala itu sangat rakus, banyak anak-anak,
orang tua,lelaki, wanita ,dia tangkap dan makan.<br /><br />Dengan emosional Narada memohon supaya perbuatan raksasa Kala dihentikan segera.<br />Guru bertanya : “ Siapa yang dimangsa oleh Kala?”<br />Narada
menjawab : “ Sekarang ini, Kala memangsa siapapun yang ketemu dia. Dia
bertindak ngawur dan serakah. Dia melanggar peraturan yang telah
ditetapkan dewa.<br />Betara Guru menyela :” Apa ketentuan dewa itu?”<br />Narada
menjawab : “ Yang boleh dimangsa Kala adalah manusia yang masuk
kategori sukerto. Itu sebenarnya sudah lebih dari cukup,karena jenis
sukerto itu banyak sekali. Jadi banyak orang yang ketakutan
dikejar-kejar oleh Kala. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Kala harus segera dikendalikan, kasihan penduduk bumi”.<br /><br />Betara
Guru setelah mendengarkan pendapat para dewa, memerintahkan supaya Kala
dipanggil. Sidang para dewa juga memutuskan bahwa Betara Guru sendiri
yang akan turun tangan mengendalikan Kala, karena Kala punya watak sulit
dan punya kesaktian tinggi.</span></div>
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #ead1dc;"><br /><span style="background-color: #eeeeee;"><b>Siapa sebenarnya Betara Kala?</b><br /><br />Para
dewa tidak tahu siapa sebenarnya Kala. Seperti orang-orang bumi mereka
tahunya Kala adalah raksasa seram tinggi besar yang suka makan daging
manusia.<br /><br />Hanya Guru dan Durga yang tahu siapa Kala
sebenarnya,karena dia adalah anak Guru dan Durga. Kala adalah anak yang
terjadi dari kama salah, sehingga menjadi mahluk yang berwatak jahat,
yang hanya mementingkan diri sendiri.<br /><br />Begini kisah kelahiran Kala :</span></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Disatu hari yang cerah,
diawang-awang biru muda nan cerah, Guru bersama istrinya, Durga, dengan
menaiki lembu Andini, bercengkerama mengelilingi dunia. Pemandangan
begitu indah.langit bersih tiada awan, dari atas bumi kelihatan begitu
jelas, sangat indah menawan.<br /><br />Betara Guru melihat wajah istrinya
berseri-seri, sangat cantik dengan tubuhnya yang sexy. Tiba-tiba Guru
kepingin bermain cinta dengan istrinya, hasratnya tak bisa dicegah.
Istrinya berusaha menolak , tetapi tak kuasa.<br /><br />Dengan nafsu
berkobar Guru menggauli istrinya. Durga mengingatkan bahwa ini bukanlah
waktu dan tempat yang tepat untuk bercinta. Guru tak peduli.<br /><br />Ketika
nafsu Guru memuncak dan mencapai orgasme, Durga mendorong dan
melepaskan diri dari cengkeraman suaminya. Buah cinta Guru jatuh kebumi
dan masuk kelaut ,lalu benih itu tumbuh menjadi raksasa jahat yang
bernama Kala. Jadi Kala adalah produk yang salah, kama salah, yang
dilahirkan dalam keadaan dan waktu yang tidak tepat. Kala, yang adalah
putra dewa-dewi menjadi raksasa jahat yang maunya memakan daging
manusia.</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span><span style="background-color: #ead1dc;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sebelum Kala datang di
Jonggring Salaka, Guru meminta supaya usahanya untuk menjinakkan Kala
dibantu oleh Durga, karena bagaimanapun Durga adalah ibu dari Kala.
Sejelek-jeleknya anak tentu akan mendengarkan nasihat ayahanda dan
ibundanya. Guru juga memberitahu Narada, patihnya, bahwa Kala adalah
anak Guru dan Durga, tetapi Kala sendiri sampai saat ini tidak tahu.</span></span></div>
<span style="background-color: white;"> </span><span style="background-color: #ead1dc;"><b><span style="background-color: white;">Kala menghadap Betara Guru </span></b></span><br />
<span style="background-color: #ead1dc;"><b> </b></span>
<br />
Dijemput para dewa, Kala datang
di Suralaya dan langsung menghadap Betara Guru yang didampingi oleh
Durga dan beberapa petinggi dewa.Sikapnya tidak sopan, tidak punya tata
krama, bicaranya kasar dan seenaknya sendiri.Dia berdiri didepan Guru
dan langsung berteriak-teriak : <span style="background-color: yellow;">“ Aku mau makan yang didepanku ini,
sambil menunjuk-nunjuk Guru”.</span><br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Narada bicara dengan nada tinggi : “ E, jangan ngawur kamu, beliau itu rajanya para dewa dan bapakmu sendiri”.<br />Sambil menguap keras, Kala berkata : “ Tidak peduli bapakku sendiri, tetap mau aku makan karena aku lapar”.<br /><br />Durga
tak tahan melihat kebringasan Kala dan malu hati atas kelakuan putranya
yang sama sekali tak menghormati ayahnya, Durga maju mendekati Kala dan
berkata dengan iba : “ Wahai Kala, hormatilah ayahmu, hormatilah orang
tuamu”. Dengan nada welas asih ,Durga memberi tahu Kala ,siapa dia
sebenarnya”.<br />“ Kini Kala, kamu sudah tahu siapa kamu. Meskipun
bentukmu raksasa, tetapi kamu itu putranyanya Betara Guru yang rajanya
para dewa dan aku adalah ibumu. Oleh karena itu anakku, kamu wajib
bersikap santun dan memegang tata karma”.<br />Agak kaget Kala menjawab : “
Kalau Guru memang bapakku, tentulah dia pandai . Aku akan berdialog
dengannya, kalau dia lebih pintar dari aku, baru aku akui bahwa dia
adalah bapakku”.<br />Dalam dialog panjang lebar antara Guru dan Kala,
Guru bisa menjawab semua pertanyaan Kala. Akhirnya Kala mengaku kalah
dalam perdebatan, sehingga dia mau mengakui Guru sebagai bapaknya.
Sambil duduk bersila, dia berjanji menurut apapun perintahnya.<br />Dengan
penuh wibawa Guru bersabda : “ Wahai Kala, kau ku izinkan kembali
kebumi dan disana kau boleh memangsa manusia yang termasuk kategori
sukerto. Tetapi kau tidak boleh memangsa orang yang didadanya ada
tulisan mantra <i><b>Kalacakra</b></i> dan dikepalanya ada tulisan mantra <i><b>Sastra Balik</b></i>.
Ini adalah ketentuan dewa dan tidak boleh dilanggar, kalau kau
melanggar kau akan menerima hukuman berat yang tidak akan bisa kau
hindari”.<br />Kala mengangguk,termenung, dalam batin berkata : “ Aduh,
tentu aku akan hidup kelaparan karena aku hanya boleh makan sukerto”.
Dia mau tanya apa sukerto itu, tetapi dia tidak berani. Dalam keputus
asaan dia melihat ibunya, maksudnya mau minta tolong.<br />Durga yang
ibunya tanggap, dia mendekat ke anaknya dan mengatakan bahwa manusia
yang termasuk kategori sukerto itu banyak sekali, jadi Kala tak akan
kelaparan, jatah makanannya sangat berlimpah. Mendengar penjelasan
ibunya Kala tersenyum dan mohon pamit untuk kembali kebumi, karena dia
sudah lapar sekali.</span><br />
<br />
<span style="background-color: #eeeeee;"> <b>Kategori Sukerto</b></span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Pada garis besarnya ada 3(tiga) macam kelompok sukerto, yaitu :</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<ol style="margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sukerto
karena kelahiran seperti anak tunggal, kembar; berdasarkan waktu
kelahiran, misalnya anak yang dilahirkan tengah hari atau saat matahari
terbenam dll.Sukerto kelompok ini adalah anak-anak yang sangat dicintai
oleh orang tua mereka, keselamatan dan kebahagiaan mereka selalu
dipikirkan oleh orang tua mereka.Terlebih para orang tua tersebut
mengetahui bahwa anak-anak tersebut termasuk dalam daftar sukerto.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sukerto
karena berbuat kesalahan meski tidak sengaja seperti : seperti
memecahkan gandhik, alat pembuat jamu; menjatuhkan dandang ( tempat
untuk menanak nasi) waktu sedang masak nasi.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sukerto karena dalam hidupnya terkena banyak musibah, sial, penyakit dan sering diancam bahaya.</span></li>
</ol>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Mengenai berapa macam sukerto ,
itu ada beberapa versi. Menurut Pakem Pangruwatan Murwakala ada 60
macam sukerto, Pustaka Raja Purwa ada 136 sukerto, Sarasilah Wayang
Purwa ada 22 sukerto, sedangkan menurut Buku Murwokolo ada 147 macam
sukerto.<br /><br /><b>Sukerto yang berhubungan dengan kelahiran antara lain :</b></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<ol style="margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Ontang-anting</i> : Anak tunggal laki-laki.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Unting-unting </i>: Anak tunggal wanita.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Gedhana-gedhini </i>: Satu anak laki-laki dan satu anak wanita dalam keluarga.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Uger-uger lawang</i> : Dua anak laki-laki dalam keluarga.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Kembar sepasang </i>: Dua anak wanita dalam keluarga.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Pendhawa </i>: Lima anak laki-laki dalam keluarga.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Pendhawa pancala putri</i> : Lima anak perempuan dalam keluarga.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Kembar</i> : Dua anak laki-laki atau wanita lahir bersamaan.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Gotong Mayit </i>: Tiga anak wanita semua.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Cukil dulit </i>: Tiga anak laki-laki semua.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Serimpi</i> : Empat anak wanita semua.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Sarambah</i> : Empat anak laki-laki semua.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Sendang kapit pancuran</i>: Anak tiga, dua laki-laki, yang tengah wanita.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Pancuran kapit sendang</i> : Anak tiga, dua wanita, yang tengah laki-laki.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Sumala</i> : Anak cacat sejak lahir.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Wungle</i> : Anak lahir bule.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Margana</i> : Anak lahir sewaktu ibunya dalam perjalanan.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Wahana </i>: Anak lahir sewaktu ibunya sedang pesta.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Wuyungan </i>: Anak lahir diwaktu perang atau lagi ada bencana.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Julung sungsang</i> : Anak lahir ditengah hari.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Julung sarab </i>: Anak lahir waktu matahari terbenam.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Julung caplok </i>: Anak lahir disenja hari.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i>Julung kembang</i> : Anak lahir saat fajar.</span></li>
</ol>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><br /><b>Sukerto karena perbuatan salah atau tidak patut( Ora ilok) :</b></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<ol style="margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Orang yang bersiul saat tengah hari, itu tidak patut/ ora ilok.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Orang yang memecahkan gandhik, alat dari batu untuk membuat jamu.</span></li>
<li style="line-height: 23px; margin-left: 35px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Orang yang menjatuhkan dhandhang sewaktu menanak nasi.</span></li>
</ol>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><br /></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><b>Sukerto yang dalam hidupnya mengalami banyak musibah, bencana dan sering sekali diancam bahaya.</b></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Ada orang yang dalam menjalani
hidup ini selalu tertimpa sial.Dalam melakukan pekerjaan banyak salah,
dalam usaha mengalami kegagalan. Terlibat banyak urusan yang tidak enak,
terkena macam-macam penyakit, boleh dikata hidupnya tidak menyenangkan
dlsb.<br /><br />Ada yang bilang bahwa waktu dan kondisi selalu tidak
berpihak kepadanya. Ada sesuatu yang salah, sehingga orang tersebut
perlu diruwat.<br /><br />Dalam pemahaman kuno, orang-orang yang termasuk
tiga kelompok sukerto itu perlu diruwat secara tradisional. Mereka
diruwat supaya tidak menjadi mangsa Kala, terbebas dari gangguan dan
bencana yang merupakan ancaman Kala.<br /><br />Kita mengerti bahwa Kala
artinya waktu dan waktu yang mengancam dan menimbulkan bencana adalah
waktu yang tidak baik, tidak tepat. Orang normal tentu berharap
perjalanan waktu hendaknya dan selalu diusahakan untuk berpihak kepada
kita. Sehingga hidup kita selamat, sehat, berkecukupan dalam bidang
materi, tentram jiwa kita , maju pekerjaan dan usaha, sukses dalam
menjalani hidup ini, selalu mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Penyayang.<br /><br /><br /><b>Rapat warga sebuah desa</b><br /><br />Disebuah
desa diadakan rapat warga yang diadakan di Balai Desa. Rapat dipimpin
langsung oleh kepala desa yang dipanggil Ki Ageng oleh rakyatnya.
Seluruh aparat desa dan kepala keluarga hadir dipertemuan yang penting
tersebut. Ini disebabkan, warga desa kehilangan rasa tentramnya pada
akhir-akhir ini, karena ada gangguan yang sangat menggelisahkan.<br /><br />Penanggung jawab keamanan, <b><i>Jagabaya</i></b> melaporkan bahwa gangguan maling bisa diatasi, kriminalitas sifatnya ringan-ringan saja dan tidak banyak.<br /><br />Yang
ditakutkan para orang tua adalah hilangnya beberapa anak dan remaja,
yang diculik oleh raksasa besar yang menakutkan. Ini terjadi mulanya
terjadi didesa-desa tetangga, tetapi kini mulai terjadi juga didesa
ini.Petugas Jagabaya dan anggota-anggota keamanan tidak mampu menangkap
raksasa ganas tersebut. Warga mohon kepada Ki Ageng untuk menemukan
solusi segera.<br /><br /><br /><b>Mengundang Ki Dalang Kandabuwono</b><br /><br />Ki
Ageng bertanya kepada seorang pinisepuh desa yang dihormati dan tinggi
ngelmu spiritualnya yang oleh orang-orang disebut Romo.<br /><br />Ki Ageng bertanya :” Romo, siapa sebenarnya raksasa buas itu dan sebenarnya apa yang terjadi?”<br />Romo
menjawab dengan serius : “ Begini KI Ageng, keadaan desa sangat
serius,oleh karena itu harus dihadapi dengan cermat. Seluruh warga desa
harus siap siang dan malam dalam keadaan siaga. Menurut pengamatan batin
saya, raksasa itu adalah Kala.Dia bukan sembarang raksasa, dia itu
sangat sakti.<br />Ki Ageng menyela :” Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?”<br />Romo menjelaskan secara detail dan gamblang apa yang terbaik untuk dilakukan.<br />Ki
Ageng mengumumkan keputusan musyawarah warga desa, yaitu :”
Saudara-saudara sekalian, kita akan nanggap wayang. Kita akan mengundang
seorang dalang yang berbobot dan mumpuni untuk mengadakan pagelaran
wayang kulit dengan cerita Murwakala. Dalang tersebut adalah Ki Dalang
Kandabuwono yang kita percaya mampu menyelesaikan masalah yang kita
hadapi. Selain seorang dalang sepuh, beliau juga tinggi ngelmu
spiritualnya. Semua hadirin setuju, lalu ditunjuk delegasi untuk
menghubungi Ki Dalang.<br /><br /><br /><b>Siapa Ki Dalang Kandabuwono?</b><br /><br />Setelah
berunding dengan Narada, patihnya yang terpercaya, Betara Guru
sependapat bahwa makanan yang boleh dimangsa Kala, terlalu banyak.Tentu
penduduk bumi akan ribut.<br /><br />Untuk itu Guru memutuskan untuk
sementara turun kebumi untuk mengendalikan Kala. Dia didampingi oleh
Durga, Narada dan beberapa pengawal.<br /><br />Begitu sampai bumi, mereka
menyamar sebagai manusia. Guru menjadi seorang yang berprofesi sebagai
dalang wayang kulit yang bernama Ki Dalang Kandabuwono.Hal pertama yang
dilakukan rombongan dalang adalah menemui<b>KI Lurah Semar </b>yang
sebenarnya adalah seorang dewa sepuh, kakak Betara Guru, yang turun
hidup di mayapada/dunia untuk mengawal para satria yang berjuang demi
kebaikan ,kemakmuran dan keadilan dunia berdasarkan kebenaran. Guru dan
semua dewa sangat hormat kepada Semar.</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><b>Syarat pagelaran wayang</b><br /><br />Terjadi
pertemuan antara Ki Ageng yang didampingi pinisepuh dan pengurus desa
dengan Ki Dalang Kandabuwono yang didampingi istrinya, Semar dan
beberapa pengawal.Ki Ageng sebagai kepala desa yang bijak dan
berpengalaman, begitu ketemu Ki Dalang, langsung merasakan daya dan
wibawanya yang kuat. Ki Ageng yakin bahwa Ki Dalang adalah orang
berkemampuan tinggi dan tentu akan sanggup mengatasi kekacauan yang
tengah terjadi.<br /><br />Dengan ramah, sopan, tegas Ki Dalang menerima
permintaan Ki Ageng dan warga desa untuk mendalang dengan cerita
Murwakala yang dimaksudkan untuk meruwat para sukerto supaya tidak lagi
diganggu Kala.Ki Dalang menyatakan bahwa semua sukerto yang diruwat akan
dibersihkan segala kotoran fisik dan jiwanya, akan dihapus segala sial
dan malapetaka sehingga tidak lagi diancam Kala dan sang waktu jahat
yang mengganggu kehidupan manusia. Ini juga disebut <i><b>ruwat sengkolo</b></i>.<br /><br />Ki
Dalang sanggup melakukan tugas mulia ini, tetapi ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi. Ki Ageng agak kaget karena Ki Dalang punya syarat dan
dia bertanya dengan sopan :” Lalu apa syaratnya –syaratnya?”.</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Dengan santun tetapi tegas KI
Dalang berkata : “ Semua anak, semua orang yang saya ruwat menjadi anak
KI Dalang, anak saya, sehingga Kala tidak lagi berani mengganggu mereka
karena mereka adalah anak Dalang Kandabuwono.”</span><br />
<br />
<span style="background-color: #f3f3f3;">Selanjutnya KI Dalang berujar
dengan jelas : “ Anak-anak yang telah saya ruwat, untuk Kala sudah bukan
lagi merupakan sukerto, mereka bukan lagi sukerto karena sukerto-nya
telah sirna”. “ Apa Ki Ageng dan para sukerto dan para orang tua sukerto
setuju?, tanya Ki Dalang. Semua menjawab setuju!!!</span><br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Selain itu para pinisepuh desa agar menyiapkan<i><b> uborampe</b></i>- hal-hal yang diperlukan untuk ruwatan seperti sesaji.<br /><br /><br /><b>Esensi Sesaji</b><br /><br />Pada
masa kini banyak orang terutama generasi muda yang tidak mengerti
esensi sesaji. Sesaji yang bermacam-macam itu bermaksud baik, bila
diurai berarti :</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<ul style="list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Panembah dan ungkapan terimakasih kepada Gusti, Tuhan Sang Pencipta.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Permohonan kepada Tuhan supaya upacara dan tujuannya yang mulia mendapat berkah dan perlindungan Tuhan.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Mendapatkan restu para pinisepuh.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Berisi petuah-petuah bijak untuk menjalani hidup ini dengan baik dan benar.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Supaya tidak ada gangguan berupa apapun dari mahluk yang kelihatan dan”tidak kelihatan”.</span></li>
</ul>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Itulah daya atau enerji yang
diharapkan dari serangkaian sesaji yang komplit, yang dirangkai dari
berbagai hasil bumi, yang sudah sejak zaman kuno makuno merupakan
tradisi. Jadi inti dari sesaji adalah sebuah harapan, sebuah doa
terbaik.<br /><br />Selain itu harus disediakan air suci dari tujuh sumber mata air yang berbeda.<br />Supaya tujuan ruwatan berjalan sebagaimana mestinya, upacara harus dilaksanakan secara runut, cermat dan benar.<br /><br />Selain
Ki Dalang yang telah menyiapkan diri lahir batin, para sukerto dan
orang tuanya diwajibkan menghayati ruwatan yang berjalan. Ki Dalang
,para sukerto dan orang tuanya berpakaian tradisional. Sebelum upacara
para sukerto mohon restu dari orang tuanya. Semua pihak yang terlibat
memohon berkah Tuhan, karena hanya dengan palilah Beliau segalanya
berjalan lancar dan baik.<br /><br /><b><i>Uborampe</i>/ peralatan yang dipergunakan dalang dan sukerto</b></span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<ul style="list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sepotong
kain putih yang disebut mori, panjang 3 meter dibagi dua, yang sebelah
diduduki dalang, potongan lainnya diduduki sukerto.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Diatas mori ditaburi bunga mawar, melati, gambir.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Blencong</i></b>,
lampu untuk menerangi pagelaran wayang, digantungkan diatas dalang.
Memakai bahan minyak kelapa bukan dari penerangan listrik.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Pakaian para sukerto pada waktu upacara, sesudah selesai upacara diberikan kepada Ki Dalang.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Disediakan nasi kuning dicampur uang logam, nantinya disebar oleh dalang.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Pengaron</i></b> baru,
tempat air terbuat dari tanah liat yang diisi air dari tujuh sumber
dicampur dengan kembang setaman dari mawar, melati, kenanga dan dua buah
telor ayam. Gayung yang dipakai untuk memandikan sukerto terbuat dari
buah kelapa dibagi dua, daging kelapanya tidak dibuang.</span></li>
</ul>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><b>Sesaji Ruwatan</b></span></div>
<ul style="list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dua ranting kayu dadap srep lengkap dengan daunnya.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dua batang tebu dengan daunnya.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sepasang kelapa muda.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dua ikat padi.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dua tandan buah kelapa.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dua tandan buah pisang.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Alat dapur seperti penggorengan, centong dll.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Alat pertanian : cangkul, arit,caping dll.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sepasang merpati, bebek, angsa dll.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Disedikan
sejumlah ayam, satu sukerto satu ayam.Ayam jago untuk sukerto lelaki
dewasa, ayam betina untuk sukerto wanita . Ayam jago muda untuk sukerto
lelaki remaja, ayam betina muda untuk sukerto putri remaja.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">7/ tujuh lembar batik dengan motif : <b><i>bangun tulak, sindur, gading melati, poleng semen, truntum, sulur ringin dan tuwuh watu</i>.</b></span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Kendil
baru diisi beras dan sebuah telor, dua sisir pisang raja, suruh ayu
yang belum jadi,kembang boreh- tepung beras dicampur kembang, uang
dengan nilai Rp.25 atau Rp.250 atau Rp.2500.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Tikar dan bantal baru, minyak wangi, sisir, bedak, cermin dan kendil.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Sekul among-</i></b> nasi dengan sayuran dan telur, biasanya untuk bancakan, syukuran anak kecil.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i><b>Sekul liwet-</b></i> nasi dengan lauk sambal gepeng.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sepasang <b><i>golong lulut</i></b>- dua bulatan nasi ketan dengan telur goreng.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Beberapa buah ketupat, salah satunya diisi ikan lele atau wader goreng.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Golong orean</i></b> untuk setiap sukerto ( bulatan nasi dengan ayam panggang). Untuk setiap sukerto jumlahnya sesuai dengan wetonnya.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Misal sukerto yang wetonnya Minggu Legi, golong oreannya 10 biji, yang Sabtu Paing jumlah oreannya 18, begitu seterusnya.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Tumpeng robyong</i></b>, nasi tumpeng yang diatasnya ditaruh cabe merah dicampur sayur gudangan dan telur rebus mengitari tumpeng.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i><b>Sekul gebuli</b></i>, nasi kebuli dengan lauk ikan.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Rasulan</i></b>, nasi dengan lauk daging kambing dan sayuran.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Jajan pasar</i></b>, beberapa kue yang biasa dijual dipasar.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i>Kala kependem</i></b>,seperti ketela, kacang dsb.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Empat tumpeng nasi, warnanya : merah, putih, hitam dan kuning.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">7 macam rujak dan 7 macam bubur. <b><i>Jangan menir</i></b> yang dibuat dari daun kelor, <b><i>arang-arang </i></b>kembang- nasi goreng sangan dengan air gula, <b><i>gethok-</i></b> potongan daging segar dengan santan dan air gula, <i><b>edan-</b></i> potongan kunyit dari papah lompong/batang talas dengan air gula, <b><i>ulek –</i><i>degan- </i></b>irisan berbagai buah dengan cabai dan air gula, irisan kelapa dicampur air kelapa ditambah gula kelapa.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Berbagai bubur jenang : merah putih, <b><i>pliringan-</i></b> garis-garis merah putih dengan sedikit merah ditengah,<b><i> bulus angrem</i></b> – dalam bentuk bulus sedang mengeram, <b><i>palang- </i></b>diatas bubur merah ada palang putih, <b><i>sungsum </i></b>– bubur tepung beras diberi air gula Jawa.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Tuak dan <i><b>badek/ legen</b></i>- minuman segar dari pohon aren.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i><b>Klepat-klepet</b></i>- daun gadungsari dan dadap srep dibungkus dengan daun kelapa.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><i><b>Klepon</b></i> – serabi merah putih, uler-uler – jadah dan wajik.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sepasang kembar mayang yang dipayungi.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sebuah pecut baru.</span></li>
<li style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: url(http://jagadkejawen.com/templates/jagadkejawen01/images/bullet.gif); background-origin: initial; background-position: 18px 7px; background-repeat: no-repeat no-repeat; line-height: 20px; padding-left: 30px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Sebuah sapu lidi yang diikat dengan gelang perak.</span></li>
</ul>
</div>
</div>
<span style="background-color: #eeeeee;"><b>Pagelaran wayang Murwakala</b></span><br />
<span style="background-color: #eeeeee;"><b> </b>
</span><br />
<span style="background-color: #eeeeee;">Diiringi alunan gending lembut,
Ki Dalang duduk bersila didepan kelir. Secara pelan dan hati-hati
diangkatnya wayang gunungan dan digetarkan pelan-pelan.</span><br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Itu
adalah perlambang mulai bergulirnya kehidupan didunia yang berjalan
pasti sesuai dengan hukum alam. Sinar lampu blencong yang merupakan
representasi sinar kehidupan dari Gusti, Tuhan Yang Maha Agung menyinari
Jagat Raya.<br /><br />Pagelaran berjalan lancar dengan dihadiri KI Ageng,
Romo, Semar, para pejabat desa, para sukerto beserta orang tuanya dan
hampir semua penduduk desa.</span><br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Suasana desa jadi sepi, yang
menjaga secara fisik adalah Jagabaya dengan beberapa anggota keamanan.
Sedangkan Romo yang “orang pintar”/ paranormal, membantu dengan
pengamanan gaib dengan cara melafalkan mantra saktinya.<br /><br />Ada maling yang mencoba memanfaatkan saat sepi untuk membobol rumah, tetapi dengan mudah bisa ditangkap oleh petugas keamanan.<br /><br />Sementara itu diluar, Kala sedang mengejar-ngejar sepasang <i><b>kedhono-kedhini</b></i>( kakak beradik laki-laki dan wanita) dan <b><i>ontang-anting</i></b> (anak tunggal laki-laki).<br /><br />Untuk menghindari Kala, ketiga sukerto tersebut masuk ketempat pagelaran wayang dan bersembunyi.<br />Kala
yang beringas ,begitu mendekat tempat pagelaran sepertinya jadi lemas
dan kehilangan nyali. Dia tidak kuat menerobos pagar gaib yang memagari
tempat pagelaran. Dia memilih untuk menunggu diluar sampai selesainya
pertunjukan, lalu ketigo sukerto mau dia tangkap.<br /><br />Sewaktu
menunggu Kala jatuh tertidur, lalu mendengkur. Semakin lama dengkurannya
semakin keras dan terus menerus. Para penonton yang dibaris belakang
mulai terganggu. Mereka mencari tahu, siapa yang mendengkur begitu keras
sehingga mengganggu pagelaran. Beberapa orang terkejut menemukan ada
raksasa besar sedang tidur dibalik semak-semak. Orang-orang itu
berteriak: “ Ada buto, ada buto ( raksasa)!” Romo tahu bahwa raksasa itu
Kala. Bersama Semar, Romo membangunkan Kala. Kala merasa kalah wibawa
dan menurut saja diajak menghadap Ki Dalang Kandabuwono.<br /><br /><b>Dialog Ki Dalang dengan Kala</b><br /><br />Kala ditanya oleh Ki Dalang kenapa dia ribut dan mengganggu pagelaran wayang.<br /><br />Dengan
nada marah dan tidak sabar Kala menjawab bahwa dia sedang mengejar 3
sukerto yang sembunyi diantara penonton. Sukerto itu jatah makanannya
dan siapapun tak boleh menghalangi, kalau menghalangi mau dia makan
juga.Kala yang sudah lapar sekali semakin menunjukkan watak sombongnya,
dia meremehkan semua orang disitu. Dia pikir tak ada satu orangpun yang
mampu mengalahkannya.<br /><br />Ki Dalang dengan sabar meminta Kala tenang
dan menjelaskan maksudnya. Kata-kata Ki Dalang sangatlah berwibawa.
Suasananya mencekam, apalagi disitu ada Semar, Romo. Kala yang garang
jadi menyusut nyalinya. Ki Dalang bilang bahwa Kala harus mendengarkan
kata-kata dari orang yang lebih tua dari dia.Kala bilang bahwa dia lebih
tua dari semua manusia, artinya dia juga lebih tua dari Ki Dalang,
sehingga Ki Dalang yang harus menurut.<br /><br /><b>Terjadi perdebatan yang ramai, keduanya mengaku lebih tua. </b><br /><br />Sebagai jalan keluar mereka sepakat, Kala akan mengajukan teka-teki (<b><i> cangkriman </i></b>dalam
bahasa Jawa) dan pertanyaan. Bila Ki Dalang bisa menjawab, Kala akan
mengakui kalah tua, sebaliknya kalau Ki Dalang tak mampu menjawab, maka
Kala lebih tua.<br /><br />Dengan disaksikan para pinisepuh dan segenap
hadirin terjadilah tanya jawab mengenai berbagai hal yang meliputi seni
budaya, terjadinya jagat raya dan manusia, juga mengenai hidup sejati.
Semua pertanyaan Kala dijawab dengan lugas dan benar oleh Ki Dalang.
Kala heran dengan kemampuan Ki Dalang yang begitu luas pengetahuannya
termasuk kebatinan.<br /><br />Dia menduga KI Dalang tentulah orang yang
sangat hebat. Kala terpaksa mengakui bahwa dia kalah dalam perdebatan
dengan Ki Dalang dan oleh karena itu dia bersedia mendengarkan nasihat
Ki Dalang.<br />Ki Dalang bertanya : “ Bagaimana, apakah kamu masih ada pertanyaan?’<br />Kala
menjawab tidak, karena pertanyaan yang sulitpun bisa dijawab oleh Ki
Dalang. Karena penasaran Kala bertanya :” Kalau boleh aku tahu, siapa
sebenarnya KI Dalang ini?’<br />Dijawab: “ Aku KI Dalang Kandabuwono.yang
memerintah kamu dan semua perintah itu harus kamu turuti. Kalau tidak
kamu akan celaka.<br />Kala bersedia memenuhi semua perintah Ki Dalang.<br />(Sampai saat adegan dialog diatas, Ki Dalang yang mendalang masih memakai ikat kepala/topi yang berupa<b><i>blangkon</i></b>.
Kini ketika adegan dalang mau memberi nasihat dan perintah kepada Kala
artinya ini saat penting bagi Kala dan sukerto, maka dalang mengganti
blangkonnya dengan memakai <i><b>udheng</b></i>. Seorang Jawa tradisional pada masa dulu, kalau sedang samadi atau <i><b>nayuh</b></i>,
memohon jawaban dari Gusti, Tuhan, ikat kepala yang dipakai adalah
udheng, artinya supaya mudheng- mengerti dengan benar kehendak Tuhan).<br /><br /><b>Mantram Sakti</b><br /><br />Dengan
penuh wibawa Ki Dalang Kandabuwono bersabda kepada Kala:” Wahai Kala,
aku akan menuliskan sebuah mantram sakti didadamu. Siapapun yang bisa
membaca mantram dan siapa saja yang bisa mengucapkan mantram ini, tidak
boleh kamu jadikan korbanmu, bahkan tidak boleh kamu ganggu. Mengerti?”<br />“ Kalau kamu nekad melanggar, kamu akan mendapat hukuman berat dari Sang Hyang Jagadnata, Gusti, Tuhan”.</span></div>
<span style="background-color: #eeeeee;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #eeeeee;">Kala menunduk dan berkata lirih bahwa dia menurut perintah Ki Dalang.</span></div>
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #f3f3f3;">Nama mantram itu adalah Rajah Kalacakra sebagai berikut :<b><i> </i></b></span><br />
<br />
<span style="color: red;"><span style="background-color: #f3f3f3;"><b><i>Yamaraja-Jaramaya;Yamarani-Niramaya; Yasilapa-Palasiya; Yamidosa-Sadomiya; Yadayuda-Dayudaya; Yasiyaca- Cayasiya; Yasihama- Mahasiya.</i></b></span></span></div>
<span style="background-color: #f3f3f3;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #f3f3f3;">Artinya : Siapapun yang
menimbulkan keributan, hilang kekuatannya. Siapa yang datang untuk
membuat celaka, hilang dayanya. Siapa yang membuat kelaparan, mulai
sekarang harus memberi banyak makanan. Siapa yang membikin kemelaratan ,
harus membangun kemakmuran. Siapa yang berbuat dosa , wajib
menghentikan nafsu jahatnya. Siapa yang mengobarkan perang, pasti sirna
kekuatannya. Siapa yang berkhianat dan kejam, harus berbuat welas asih.
Siapa yang suka merongrong, menjadi parasit, harus merobah sikap dengan
menghormat dan kasih kepada sesama.</span></div>
<span style="background-color: #f3f3f3;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #f3f3f3;">Perbawa mantram itu sangat kuat
membuat Kala gemetar dan miris. Dengan sangat hormat Kala berkata
kepada Ki Dal;ang : “ Saya amat miris mendengar mantram ini, siapapun
yang bisa membaca dan mengucapkan mantram Rajah Kalacakra, tidak akan
saya ganggu”.</span></div>
<span style="background-color: #f3f3f3;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #f3f3f3;">Masih ada satu mantram lagi
yang diucapkan Ki Dalang. Siapapun yang mengucapkan mantram ini tidak
akan diganggu Kala. Nama mantram : Hanacaraka Kebalik, bunyinya :<b><i> Ngathabagama, nyayajadhapa, lawasatada, karacanaha.</i></b><br /><br />Mendengar mantram itu lunglai tubuh Kala tidak punya daya.<br /><br />Kini Kala benar-benar tunduk kepada Ki Dalang Kandabuwono, orang mahasakti, mahabijak.<br /><br /><b>Sukerto yang diruwat</b><br /><br />Pada
waktu Ki Dalang melafalkan kedua mantram sakti, para sukerto dengan
sadar dan penuh perhatian mendengarkan dan menghayatinya. Sehingga
secara alami daya mantram bekerja dan dengan berkah Gusti, Tuhan akan
mengusir siapa saja yang mau menjahati sukerto yang diruwat, dimanapun
dan kapanpun.</span></div>
<span style="background-color: #f3f3f3;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #f3f3f3;">Ki Dalang memberitahu Kala
bahwa setiap sukerto yang telah diruwat oleh Ki Dalang telah menjadi
anak Ki Dalang, mereka tidak boleh diganggu dan dimangsa oleh Kala. Kala
setuju.<br /><br />Ki Dalang mulai menyebut nama sukerto satu per satu dengan jelas, sebagai berikut :<br /><i><b>Pramananing jabang bayi</b></i> ( hidup sejati dari si bayi) ( lalu sebut namanya) misalnya Utami,<b><i> unting-unting</i></b>, anak perempuan tunggal.<br /><i><b>Pramananing jabang bayi</b></i> Basuki,<b><i> ontang-anting</i></b>, anak laki-laki tunggal.</span></div>
<span style="background-color: #f3f3f3;">
</span>
<br />
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<span style="background-color: #f3f3f3;">Setalah semua sukerto yang
diruwat disebut namanya, Ki Dalang berkata kepada Kala : “ Itu tadi yang
saya sebut nama-namanya adalah sukerto yang telah saya ruwat. Meraka
adalah anak-anakku. Kamu tidak boleh mengganggu mereka”.<br />Kala menurut, setuju.<br /><br /><b>Kala mohon diberkati</b><br /><br />Ki Dalang Kandabuwono menetapkan Kala menjadi penghuni hutan Krendowahono. Sebelum berangkat kesana, Kala mohon diberkati dengan<b> Santi Puja Mantra</b> supaya hidupnya selamat. Ki Dalang setuju, lalu Kala dimandikan dengan berbagai air bunga.<br /><br />Kala
juga meminta sesaji untuk bekal hidupnya, berupa : alat-alat pertanian,
hasil bumi, alat dapur, ternak seperti sapi, kerbau, kambing, ayam,
itik dll., kain panjang, beberapa jenis makanan, tikar, bantal dan
selimut.<br /><br />Ki Dalang memanggil Bima supaya mengusir semua anak buah
Kala yang berupa berbagai jenis mahluk halus jahat dan bekasaan untuk
juga pergi kehutan. Bima mengusir mereka semua dengan menggunakan pecut
dan sapu lidi yang diikat dengan tali perak.<br /><br /><b>Prosesi ruwat tahap akhir</b><br /><br />Sesudah Kala dan semua anak buahnya pergi, Ki Dalang melanjutkan prosesi ruwat.<br /><br />Dengan mantap dan penuh perbawa Ki Dalang berkata :<br /><i><b></b></i></span></div>
<span style="background-color: #f3f3f3;">
<i><b>Yo aku dalang sejati, yo aku sing menang miseso ing siro, sukerto wis lebur ilang dadi banyu. Mung gari rahayune. </b></i><br /><br />Artinya
: Ya akulah dalang sejati, akulah yang berwenang mengurusi kalian.
Sukerto kalian hilang, sudah menjadi air. Yang ada hanyalah keselamatan
kalian.<br /><br />Lalu Ki Dalang akan membuka jatidirinya sendiri dengan mengatakan :<br />Ya aku dalang Kandabuwono, ya aku dalang ( sebut namanya sendiri) misalnya Ki <b><b>Bintang Timur</b></b></span><br />
<span style="background-color: #eeeeee;"><b><b><br /></b></b></span>
<span style="background-color: #eeeeee;">Anak-anak yang diruwat
rambutnya sedikit digunting oleh Ki Dalang. Sesudah itu semua yang sudah
diruwat sowan kepada Ki Dalang untuk mohon pangestu/berkah.Beberapa
wayang kulit yang berperan sebagai sukerto diruwat juga dengan cara
kakinya dimasukkan kedalam pengaron/tempat air dan dicuci dengan air
kembang, mereka sudah lagi bukan sukerto.<br /><br />Ki Dalang Kandabuwono
setelah menyelesaikan tugas, berubah wujud lagi jadi Betara Guru,
demikian juga pengiring yang lain, berubah jadi Durga dan dewa-dewa.
Setelah berpamitan kepada Ki Lurah Semar, Ki Ageng, Romo dan semua warga
desa , rombongan dewa kembali lagi naik ke Swargaloka.<br /><br />Ki Dalang mencopot udheng dan memakai blangkon lagi.<br /><br />Mereka yang diruwat dimandi sucikan satu per satu oleh Ki Dalang.<br /><br />Upacara
ritual ruwatan paripurna. Semua yang diruwat mendapatkan jalan
kehidupan yang baik, terang. Dengan berkah Gusti, Tuhan, semoga selalu
selamat, sehat, sejahtera, sukses lahir batin. Semoga.</span></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5498678237079979470.post-45436973749094298112013-01-25T12:40:00.002+07:002013-01-25T12:40:14.536+07:00keterangan 2Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5498678237079979470.post-71260245177130988562013-01-25T10:50:00.001+07:002013-01-25T10:50:31.918+07:00keterangan-Unknownnoreply@blogger.com0